REALITA
Waktupun berlalu,Yola tak henti-hentinya memikirkan Bimo. Dan
saat itu juga Yola sedang melihat-lihat keadaan di bbm-nya. Yola tak sangka
“Innalillahiwainnalillahirojjiun” Oma Bimo elah tiada. Yola spontan langsung
mengucapkan bela sungkawa nya kepada Bimo. Yola tahu Bimo sangat menyayangi
Omanya. Oma adalah nenek yang sudah menggantikan ayah dan ibu nya .
Oh..sungguh…Yola tak bisa membayangkan bila Yola berada di posisi Bimo waktu
itu. Dia terlihat sangat- sangat sedih menerimanya sampai-sampai dia buat pm
gini “kenapa ya Allah? Kenapa engkau mengambil semua yang ku punya? Kenapa
harus mereka? Kenapa bukan aku saja?”. Yola ga bisa bayangin kalau ia
kehilangan Bimo.
Malam berlalu menjadi Pagi yang penuh duka untuk Bimo. Pagi
itu oma dari Bimo disemayamkan. Tapi, sayang sekali,Yola tak bisa menemani Bimo
disana.
Tak henti Yola selalu menghibur Bimo di hari-hari sepinya
yang sudah sekian kali ia rasakan. Mulai dari mengatakan “selamat pagi,selamat
siang,selamat malam,lagi ngapain bang?,udah makan belum?jangan tidur larut
malam ya,Pikirin kesehatan,kesehatan itu penting.blablablabla” yola tau betul ia
terlalu cerewet,tapi,Yola hanya ingin menghibur cowo yang ia sayangi. Hihihi :D
Dalam sesaat dia bisa membuat ku merasa kalau aku tak dibutuhkan. Aku penat dengan semua yang telah terjadi. Ku penat untuk menunggunya. Mengapa dia tega? mengapa dia ga bisa ngerttin perasaan aku? Kenapa dia selalu mementingkan dirinya? Aku mengerti. Aku mengerti tak ada siapa-siapa di dekatnya. Tapi, aku selalu berusaha untuk ada disampingnya. Tapi, dia hanya seperti bayangan malaikat kecil bagi ku,malaikat yang jauh dan tak dapat ku dapatkan. Aku mencintainya dengan sepenuh hati ku. Dengan sepenuh parasaan ku. Degan segenap jiwa dan raga ku. Tapi, apa balasan yang ia berikan kepadaku. Hanya luka dalam yang membuat hati ku tersumbat dengan kata-kata cinta yang PEDIH INI. Hanya airmata yang dapat jatuh tepat di bloknot ku ini. Airmata yang penuh dengan kesengasaraan dalam mencintai seseorang. Kadang terfikir di pikiran ku. “kenapa aku tak bisa melupakannya? Seperti mudahnya aku melupakan yang laiinya? Apa karna ini karna diriku yang asli? Kapan waktu itu datang? Waktu yang tepat untuk mengungkapkannya? Kapan?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar